BANDUNG – Penjabat (Pj) Gubernur Bey Machmudin berharap, dengan meningkatnya literasi masyarakat, dapat menekan angka pinjaman online (pinjol) di Provinsi Jawa Barat.
Sebab Bey Machmudin merasa miris, banyak masyarakat di Jawa Barat terjerat pinjol. Padahal menurutnya, tidak ada keuntungan yang didapat selain hanya menerima pinjaman instan.
“Setelah itu rugi. Kami memiliki masalah serius dengan pinjol. Jawa Barat tertinggi pinjol, Rp16,5 triliun. Kalau tingkat literasi masyarakat tinggi, saya rasa ini bisa ditekan,” ujar Bey Machmudin dalam sambutannya di rangkaian kegiatan Indonesia Membaca di Kota Bandung, Selasa 25 Juni 2024.
Dia pun merasa heran, sudah jelas merugikan tapi banyak masyarakat yang bergantung dengan pinjol. Apalagi rerata yang terjerat kasus pinjol, akibat gaya hidup.
“Saya juga heran, perasaan saya orangtua kita dulu sering ingatkan, kalau hidup jangan hutang. Mending ge seayana. Tapi kenapa nilai itu bergeser? Jadilah diri kita seutuhnya,” ucapnya.
Sebab itu Pemprov Jabar kata Bey Machmudin, akan terus memberikan edukasi terkait bahaya pinjol. Mengingat suku bunga yang tinggi, sudah pasti akan menyusahkan masyarakat.
“Kami terus mengingatkan masyarakat, tapi kadang godaan tinggi (kemudahan meminjam),” tuturnya.
Seperti diketahui, berdasarkan data per Januari 2024, jumlah pengguna pinjol meningkat tajam. Dimana outstanding atau jumlah pinjaman mencapai Rp16,553 triliun. Naik 22,6 persen dibanding tahun sebelumnya.
Ini menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi tertinggi pengguna pinjol di Indonesia pada saat ini.