Menu

Mode Gelap
Perputaran Ekonomi di West Java Festival 2024 Capai Rp70 Miliar Sekda Herman Suryatman: Fokus pada Program Utama untuk Peningkatan Indeks Kualitas Air Pemprov Jabar – Lembaga Penyiaran Kolaborasi Siap Produksi Bersama Konten Siaran Edukatif untuk Pilkada Anteng BIJB Buka Penerbangan Majalengka – Singapura Bey Machmudin Dorong Kecamatan Jadi Pusat Penggerak Pembangunan Daerah

Headline · 6 Feb 2023 20:30 WIB

Pemkab Sumedang turunkan stunting 8,27 persen di tahun 2022


					Pemkab Sumedang turunkan stunting 8,27 persen di tahun 2022 Perbesar

KAB. SUMEDANG (Pajajaran Ekspres) — Pemerintah Kabupaten Sumedang berhasil menurunkan angka stunting atau gagal tumbuh di Tahun 2022 hingga 8,27 persen. Hal itu terjadi karena peran Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) melalui aplikasi Simpati (Sistem Informasi Pencegahan Stunting Terintegrasi) , sehingga memberikan penanganan yang cepat juga tepat.

” Melalui Aplikasi Simpati penanganan Stunting dilakukan By Name By Address dengan cangkupan data hingga 97 persen” ujar Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir di Command Center PPS Sumedang, Senin (06/02).

Data real yang ada di aplikasi Simpati membantah secara langsung dari hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang mengungkapkan penurunan angka stunting 21,48 persen.

Baca Juga :  Polemik Tim Israel, Ini Sikap Gubernur Ridwan Kamil

Menurut Dony metode survei yang dilakukan SSGI tidak relevan karena menggunakan sampel kurang dari satu persen dari total 76.352 bayi di Kabupaten Sumedang atau sebanyak 633 sampel dan itupun tidak proporsional dari rentang usia bayi.

” SSGI mengambil sampel sebanyak 633 bayi dengan proporsi 0-23 bulan sebanyak 23,69 persen dan 24-59 bulan sebanyak 76,31 persen sehingga diperoleh 136 bayi mengalami stunting dari 633 bayi yang disurvei” ungkap Dony.

Sementara dari data yang diperoleh melalui aplikasi Simpati dengan by name by address capaian tahun 2022 untuk usia 0-6 bulan sebesar 2,8 persen, 7-11 bulan sebesar 3,1 persen, serta 12-23 bulan sebesar 18,8 persen.

Baca Juga :  Ranperda P2APBD 2023 Sah Menjadi Perda, Bey Machmudin Sampaikan KUA/PPAS 2025

” Sehingga jika dirata-ratakan untuk usia 0-23 bulan sebesar 8,27 persen” tambah Dony.

Mekanisme aplikasi Simpat ini berdasarkan laporan dari tingkat desa yang diverifikasi oleh puskesmas, sehingga data yang diperoleh memiliki akurasi yang tinggi.

Dony juga mengatakan aplikasi Simpati memiliki data kondisi  ibu hamil, data kesehatan bayi hingga kondisi ekonomi, sehingga mempermudah dan cepat dalam melakukan intervensi.

“Jika ibu hamil kurang darah bisa segera diberi obat penambah darah, bayi dengan penurunan berat badan bisa diberi vitamin atau mereka yang ekonominya lemah bisa diberi bpjs” pungkas Dony.

Artikel ini telah dibaca 34 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Bulatkan Suara, Muda-mudi Jabar Asih: Sosok Agamis + Iptek Kombinasi Menarik

7 September 2024 - 21:40 WIB

Bahas Strategi Pemenangan ASIH, Haru: Semua All Out

7 September 2024 - 18:35 WIB

Jelang Pilkada Serentak, DPD PDI Perjuangan Jabar Gelar Rapat Konsolidasi

7 September 2024 - 11:56 WIB

Perkuat Sinergi, KPU Jawa Barat ajak media sukseskan Pilkada 2024

6 September 2024 - 23:09 WIB

KAI Commuter Terima Kunjungan Delegasi Kereta Api Tanah Melayu Berhad Malaysia (KTMB) di Stasiun BNI City, Sukseskan ARCEO’s Conference ke-44

5 September 2024 - 16:13 WIB

Sinergi Jasa Raharja Bandung dengan Dinas Perhubungan Kota Bandung Terkait Keselamatan Angkutan Umum

4 September 2024 - 08:09 WIB

Trending di Berita Daerah