BANDUNG – Analis Politik Indonesia Strategic Institute (Instrat) Henry Baskoro menilai, Ngatiyana berpengalaman memimpin, tanpa tersandung kasus hukum.
Hal ini lanjut Henry, dapat menjadi keunggulan Ngatiyana untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Cimahi, pada Pilkada serentak 2024 yanv digelar 27 November mendatang.
Henry melanjutkan, dua sosok yang kini masuk dalam radar Partai Golkar untuk Pilwakot Cimahi, baik Ngatiyana maupun Dikdik Suratno Nugrahawan memiliki keunggulan masing-masing. Hanya saja menurutnya, Ngatiyana lebih menjanjikan membawa perubahan bagi Cimahi.
“Jika melihat track record dari kedua tokoh tersebut dalam memimpin Kota Cimahi, tentu kiprah incumbent Walikota Pak Ngatiyana mempunyai pengalaman memimpin lebih,” ujar Henry saat dihubungi Jumat 3 Mei 2024.
Namun jika berbicara peluang yang nantinya akan diusung oleh Partai Golkar, Henry menyebut hal itu tergantung kepada hasil survei dari kedua tokoh tersebut.
“Ketika berbicara mana yang lebih berpeluang, tentu hasil survei terkini yang akan bisa membacanya,” ucapnya.
Meski Ngatiyana saat ini dipandang publik sebagai mantan kepala daerah yang sukses memutus mata rantai kasus korupsi, dimana kerap terjadi di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi.
“Kita tentu masih ingat, bahwa walikota terdahulu selalu terkena kasus hukum. Nah pada situasi itu, Ngatiyana berhasil mengakhiri masa pemerintahannya dengan mulus menggantikan Ajay,” paparnya.
Sementara Dikdik yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cimahi, memiliki citra kurang baik di masyarakat. Hal itu tak lepas dari pemberhentian Dikdik sebagai Pj Wali Kota Cimahi oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, karena dianggap gagal menekan inflasi.