BANDUNG – Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) menggelar Expert Talk bertajuk “Budaya Etika dan Tata Kelola yang Baik” di Auditorium Nemangkawi, Kampus SBM ITB. Acara menghadirkan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, sebagai pembicara utama, serta diikuti mahasiswa SBM ITB termasuk mahasiswa pertukaran dari luar negeri pada Selasa (23/9/2025).
Dekan SBM ITB, Prof. Aurik Gustomo, Ph.D., dalam sambutannya menegaskan peran SBM ITB sebagai ikon pendidikan di Kota Bandung. Ia menjelaskan bahwa SBM ITB sejak berdiri berfokus pada bidang entrepreneurship, leadership, dan innovation, memiliki mahasiswa asing terbanyak di Bandung, meraih akreditasi internasional AACSB, serta menghasilkan publikasi bereputasi Scopus Q1.
“Kehadiran Kang Farhan semakin memperkuat komitmen SBM ITB untuk menghadirkan inovasi, kepemimpinan, dan kewirausahaan yang berdampak luas,” ujarnya dalam siaran persnya.
Dalam paparannya, Muhammad Farhan menekankan pentingnya budaya etika dalam politik dan kepemimpinan. Ia berbagi pengalaman pribadi saat melunasi seluruh cicilan sebelum masuk dunia politik, karena menurutnya cicilan adalah soft spot yang bisa menjadi beban. Farhan juga mengingatkan bahwa seorang politisi harus meninggalkan gaya hidup mewah dan menggunakan transportasi publik agar lebih memahami kehidupan masyarakat.
Ia menegaskan integritas harus dimulai dari diri sendiri, termasuk menolak gratifikasi. Sebagai contoh, pada momen ulang tahun ia menegaskan kepada staf,
“Cukup kirim ucapan ulang tahun, jangan hadiah,” sejak awal menjabat.
Farhan juga menyoroti pentingnya tata kelola pemerintahan yang baik melalui pelayanan publik. Menurutnya, pemerintah hadir untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga ketertiban umum.
Ia mengakui masih ada stigma pelayanan publik yang rumit dan kurang akuntabel, namun pemerintah Kota Bandung berkomitmen meningkatkan kualitas layanan melalui reformasi birokrasi, penataan organisasi, serta penguatan akuntabilitas kinerja.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif. Menjawab pertanyaan terkait pungutan liar parkir, Farhan menyebut pemerintah tengah mempelajari konsep Land-Based Finance untuk pengembangan lahan parkir. Sementara itu, saat ditanya mengenai kolaborasi perguruan tinggi, pemerintah, dan industri, ia menekankan pentingnya evidence-based policy dengan dukungan riset akademik.
Farhan juga membuka kesempatan luas bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian maupun magang di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
Acara ini menegaskan komitmen SBM ITB untuk menghadirkan pembelajaran yang relevan dengan tantangan nyata masyarakat.
Kehadiran Wali Kota Bandung tidak hanya memperkaya wawasan mahasiswa, tetapi juga memperkuat kolaborasi antara dunia akademik, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan tata kelola yang transparan, beretika, dan berorientasi pada pelayanan publik.



























