Bandung – SBM ITB baru saja mendapatkan penghargaan bergengsi Entrepreneurial Marketing sebagai campus for impact dari MarkPlus. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan bertumbuh pesatnya SBM ITB berbasis keunggulan yang dimiliki sesuai dengan pondasi keilmuannya yaitu: entrepreneneurahip, leadership, dan innovation. SBM ITB berhasil mengintegrasikan program pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat untuk memberikan kontribusi nyata (societal impact).
Dekan SBM ITB, Prof. Dr. Aurik Gustomo, menuturkan bahwa penghargaan ini sangat bermakna karena datang dari MarkPlus, lembaga yang didirikan oleh Hermawan Kartajaya, sosok yang dikenal sebagai “Guru Marketing Indonesia”.
“Penghargaan ini sebagai bentuk rekognisi terhadap pencapaian SBM ITB selama ini, terutama dalam membangun keunggulan berdasarkan keunikan yang kami miliki,” ujarnya.
Sejak didirikan, SBM ITB mencitakan sebagai world-class business school dengan membangun international academic environment. Lima ciri utama yang dibangun adalah:
1. Perkuliahan disampaikan dalam bahasa Inggris;
2. Memiliki mahasiswa asing, dengan jumlah saat ini lebih dari 200 mahasiswa setiap tahun, dan sepertinya saat ini menjadi jumlah mahasiswa asing terbanyak diantara fakultas yang ada di perguruan di Indonesia;
3. Memiliki dosen asing tetap dan visiting professor dengan jumlah minimal 10;
4. Memiliki program double/ joint degree dengan lebih dari 20 mitra internasional yang mayoritas memiliki akreditasi triple crown AACSB, AMBA, EQUIS;
5. Meraih akreditasi internasional prestisius seperti AACSB.
6. Memiliki inkubator bisnis bereputasi dengan jejaring internasional yang membina dan menghasilkan usaha usaha rintisan yang inovatif, mampu bertumbuh, dan mendapatkan pendanaan signifikan dari para investor
Keberadaan SBM di lingkungan ITB memberikan keunggulan tambahan melalui penguatan sains, teknologi, dan seni dengan kolaborasi antar fakultas untuk membangun pola pikir bertumbuh (growth mindset) dengan pendekatan multidisiplin/ perspektif.
“Masalah bisnis atau sosial tidak bisa dipecahkan hanya dari satu perspektif ilmu. Keberadaan di ITB membuat SBM bisa membangun program multidisiplin dengan dukungan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menjadi kekuatan fakultas-fakultas lain di ITB. Kita harus membentuk mahasiswa yang mampu bekerja dalam super-tim, mampu memberikan inovasi atau perubahan yang tidak mudah diimitasi oleh entitas bisnis lain,” jelasnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, SBM ITB juga berhasil menumbuhkan budaya ilmiah unggul. Terdapat sekitar 50 publikasi masuk dalam jurnal internasional top tier (Q1) setiap tahunnya, membuktikan bahwa kapabilitas dosen-dosen SBM yang berjumlah 86 orang mampu bersaing di kancah global dengan mempelopori perkembangan terbaru keilmuan bisnis dan manajemen.
Sejalan dengan keunggulan yang ada, SBM memperluas kontribusinya tidak hanya di dunia akademik, tetapi juga pada program societal impact dengan mengintegrasikan tridharma dan membangun engagement dalam ekosistemnya dengan salah satu contoh adalah program pengembangan wilayah Cirata – Purwakarta. SBM membangun ekosistem pariwisata dan UMKM yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Decent Work and Economic Growth. Program ini melibatkan mahasiswa, dosen, pemerintah, hingga mitra industri dengan target dampak jangka panjang 5–15 tahun.
Selain Cirata, SBM juga menjalankan program sosial di berbagai daerah, seperti pengembangan pasar rakyat, penguatan BUMDes, hingga peningkatan entrepreneurial mindset bagi pelajar di Indonesia. Semua ini dirancang agar mahasiswanya tercetak dan terlibat sejak tahun pertama perkuliahan dalam proyek nyata sebagai pengembangan soft skill lebih mendalam.
Aurik menyatakan bahwa penghargaan Entrepreneurial Marketing menjadi dorongan untuk terus berinovasi, menciptakan sesuatu yang sifatnya nyata dan tentunya memberikan manfaat pada orang banyak.
“Entrepreneurial berarti mencari peluang, sedangkan marketing berarti membangun keunikan. Ini menandakan bahwa SBM ITB mampu memberikan value terhadap program-program kedepan yang dapat dikolaborasikan dengan berbagai fakultas lain, sehingga tercipta hasil yang signifikan untuk kemajuan Indonesia sendiri”. ujarnya
Saat ini, SBM ITB tengah menyiapkan berbagai program baru yang bersifat multidisiplin, di antaranya:
1. Real Estate Business Leadership (kolaborasi dengan SAPPK ITB)
2. Biotech Business Leadership (dengan SITH ITB)
3. Digital Economic & Financial Syariah (dengan STEI ITB)
Selain itu, SBM rencananya akan merancang kurikulum dengan jalur sertifikasi profesional global kedepannya, seperti Certified Human Resource Management (CHRM), Certified Financial Analyst (CFA), hingga kerjasama dengan lembaga sertifikasi profesional global lainnya seperti Project Management Institute (PMI).
Tidak hanya program akademik, SBM memperkuat unit Executive Education dan Business Partnership untuk memperluas kerja sama dengan industri. Sekarang, SBM telah menjalin tujuh kolaborasi strategis dengan perusahaan-perusahaan besar. Bahkan, SBM saat mendapat kepercayaan langsung dari Presiden RI untuk mendidik 41 profesional melalui program terintegrasi atau multidisiplin yang melibatkan kampus top dunia seperti MIT dan Cambridge.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan pencapaian ke depannya, SBM ITB berkomitmen untuk terus menciptakan inovasi dengan mengedepankan pendekatan multidisiplin bersama fakultas lain sehingga tercipta siklus siklus 2nd wave, 3rd wave dst dari business life cycle yang mempelopori perkembangan keilmuan.
“SBM ITB akan terus hadir sebagai Campus for Impact yang menekankan bahwa mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga membangun solusi nyata bagi masyarakat,” pungkas Aurik.