BANDUNG – Penjabat (Pj) Gubernur Bey Machmudin mendorong optimalisasi potensi energi baru terbarukan (EBT) di Jawa Barat, yang mencapai 192 giga watt (GW).
Mengingat sejauh ini, EBT di Jabar baru termanfaatkan sekitar 3,67 GW atau 2 persen dari total potensi yang ada. Padahal masih banyak yang belum tergali seperti energi matahari, angin, air, geothermal atau panas bumi dan biomassa.
Melalui Rencana Umum Energi Daerah (RUED), revisi Perda Nomor 2 Tahun 2019. Target ambisius optimalisasi EBT diusung, yakni 39,30 persen pada 2035, 58,07 persen di 2045 dan 70,29 pada 2050.
Dimana ini telah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045. Diperkirakan hingga 2050, dibutuhkan investasi
sebesar 275 miliar USD untuk mendukung penyediaan energi yang sejalan dengan target Net Zero Emission.
“Makanya melalui forum ini (West Java Energy Forum 2024), saya pesan ke Bu Kadis ESDM (Ai Saadiyah Dwidaningsih) supaya kita jangan hanya senang denvan potensinya. Tapi segera follow up,” ujar Bey Machmudin usai membuka Wesr Java Energy Forum 2024 di Hotel Pullman, Kota Bandung, Kamis 21 November 2024.
Dia meminta, investor yang berminat harus dikawal dan dibantu, supaya potensi yang ada bisa dibangun di Jawa Barat, mendukung optimalisasi energi bersih.
“Insentifnya yang jelas, apa saja yang bisa diberikan kepada mereka, supaya investor tertarik dan titik-titik mana saja, misalnya untuk geothermal, dimana saja. Kemudian angin, air dan sebagainya,” ucapnya.
Harapannya, Jawa Barat dapat menjadi provinsi pertama di Indonesia dalam transisi energi dari awalnya bersumber fossil ke energi hijau.


























