Menu

Mode Gelap
12.519 Mahasiswa Baru UPI Ikuti MOKA-KU 2025 Kedai 181! Nikmati Bakmi hingga Ayam Tangkap Khas Aceh dengan Cita Rasa Autentik SBM ITB Raih Penghargaan Entrepreneurial Marketing: Campus for Impact ICMEM SBM ITB 2025: Membangun Keberlanjutan Industri di Indonesia Vera Deliana Rahayu: Anak Muda Harus Berani Inovasi di Industri Teh Lokal

Breaking News · 29 Okt 2025 14:00 WIB

Raih Juara II Mahasiswa ITB, Albert Lukas Pithel Hasugian Berprestasi Nasional 2025


					Raih Juara II Mahasiswa ITB, Albert Lukas Pithel Hasugian Berprestasi Nasional 2025 Perbesar

SEMARANG – Kabar membanggakan kembali datang dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Albert Lukas Pithel Hasugian, mahasiswa Program Studi Kewirausahaan, Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, berhasil meraih Juara II Mahasiswa Berprestasi Nasional (Mawapres) 2025.

Kompetisi tingkat nasional yang digelar di Universitas Diponegoro, Semarang, ini mempertemukan 15 finalis terbaik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Juara I diraih oleh perwakilan Universitas Diponegoro, sementara Juara III berasal dari IPB University, dan Juara Harapan dari UGM serta UI.

Capaian Albert ini menjadi prestasi bersejarah, karena untuk pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir ITB kembali menembus posisi dua besar di ajang Mawapres Nasional.

Perjalanan Panjang Menuju Puncak Untuk mencapai posisi tersebut, Albert harus melalui proses seleksi berlapis—dimulai dari tingkat institusi, regional Jawa Barat, hingga seleksi nasional.

Tiga aspek utama menjadi penilaian kompetisi ini, yaitu capaian unggulan prestasi, gagasan kreatif, dan kemampuan berbahasa Inggris.

“Menjelang final, tentu ada rasa deg-degan, tapi lebih karena semangat untuk memberikan yang terbaik. Saya melihatnya sebagai kesempatan berharga untuk belajar dan bertemu banyak mahasiswa hebat dari seluruh Indonesia,” ujar Albert dalam siaran persnya.

Namun di balik prestasi gemilang itu, perjalanan Albert tidaklah instan. Ia mengaku telah mengalami lebih dari belasan kali kegagalan dalam berbagai kompetisi sebelum akhirnya berhasil menembus panggung nasional.

“Bagi saya, setiap kegagalan adalah kesempatan untuk belajar, berefleksi, dan tumbuh lebih baik,” ungkapnya.

Prestasi Internasional dan Lingkungan yang Mendukung Albert dikenal aktif mengikuti berbagai kompetisi di tingkat nasional maupun internasional. Beberapa prestasi yang pernah ia raih antara lain: Juara 1 Uniqlo Global Management Program, Juara 2 NUS Young Fellowship Program, Juara 1 Alphasights Asia Case Competition, dan Best Individual BFI Case Jam by Singapore Management University.

Menurutnya, kompetisi merupakan platform pembelajaran praktis dari materi yang ia pelajari di kelas.

“Melalui kompetisi ini, saya tidak hanya mengasah kemampuan berpikir kritis dan kolaboratif, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang luas tentang bisnis lintas industri. Pengalaman di ajang internasional semakin memperkaya perspektif saya, membuka wawasan dari berbagai sudut pandang, dan memberikan international exposure yang berharga. Pembelajaran ini tidak hanya bermanfaat bagi pengembangan diri, tetapi juga menjadi bekal untuk berkontribusi lebih baik dalam menghadirkan ide dan solusi yang berdampak bagi masyarakat dan sekitar,” tuturnya.

Albert menambahkan bahwa lingkungan SBM ITB sangat mendukung pengembangan kemampuan bahasa Inggris, tidak hanya di kelas tetapi juga dalam kegiatan himpunan dan pergaulan sehari-hari. “Budaya di SBM ITB sangat suportif untuk berbicara *Albert Lukas Pithel Hasugian Raih Juara II Mahasiswa Berprestasi Nasional 2025*

Kabar membanggakan kembali datang dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Albert Lukas Pithel Hasugian, mahasiswa Program Studi Kewirausahaan, Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, berhasil meraih Juara II Mahasiswa Berprestasi Nasional (Mawapres) 2025. Kompetisi tingkat nasional yang digelar di Universitas Diponegoro, Semarang, ini mempertemukan 15 finalis terbaik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Juara I diraih oleh perwakilan Universitas Diponegoro, sementara Juara III berasal dari IPB University, dan Juara Harapan dari UGM serta UI.

Capaian Albert ini menjadi prestasi bersejarah, karena untuk pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir ITB kembali menembus posisi dua besar di ajang Mawapres Nasional.

Perjalanan Panjang Menuju Puncak

Untuk mencapai posisi tersebut, Albert harus melalui proses seleksi berlapis—dimulai dari tingkat institusi, regional Jawa Barat, hingga seleksi nasional. Tiga aspek utama menjadi penilaian kompetisi ini, yaitu capaian unggulan prestasi, gagasan kreatif, dan kemampuan berbahasa Inggris.

“Menjelang final, tentu ada rasa deg-degan, tapi lebih karena semangat untuk memberikan yang terbaik. Saya melihatnya sebagai kesempatan berharga untuk belajar dan bertemu banyak mahasiswa hebat dari seluruh Indonesia,” ujar Albert.

Namun di balik prestasi gemilang itu, perjalanan Albert tidaklah instan. Ia mengaku telah mengalami lebih dari belasan kali kegagalan dalam berbagai kompetisi sebelum akhirnya berhasil menembus panggung nasional. “Bagi saya, setiap kegagalan adalah kesempatan untuk belajar, berefleksi, dan tumbuh lebih baik,” ungkapnya.

Baca Juga :  ITB Hasilkan Produk Jadi Dari Limbah Kotoran Sapi

Prestasi Internasional dan Lingkungan yang Mendukung

Albert dikenal aktif mengikuti berbagai kompetisi di tingkat nasional maupun internasional. Beberapa prestasi yang pernah ia raih antara lain: Juara 1 Uniqlo Global Management Program, Juara 2 NUS Young Fellowship Program, Juara 1 Alphasights Asia Case Competition, dan Best Individual BFI Case Jam by Singapore Management University.

Menurutnya, kompetisi merupakan platform pembelajaran praktis dari materi yang ia pelajari di kelas.

“Melalui kompetisi ini, saya tidak hanya mengasah kemampuan berpikir kritis dan kolaboratif, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang luas tentang bisnis lintas industri. Pengalaman di ajang internasional semakin memperkaya perspektif saya, membuka wawasan dari berbagai sudut pandang, dan memberikan international exposure yang berharga. Pembelajaran ini tidak hanya bermanfaat bagi pengembangan diri, tetapi juga menjadi bekal untuk berkontribusi lebih baik dalam menghadirkan ide dan solusi yang berdampak bagi masyarakat dan sekitar,” tuturnya.

Albert menambahkan bahwa lingkungan SBM ITB sangat mendukung pengembangan kemampuan bahasa Inggris, tidak hanya di kelas tetapi juga dalam kegiatan himpunan dan pergaulan sehari-hari.

“Budaya di SBM ITB sangat suportif untuk berbicara dan berpikir dalam bahasa Inggris. Budaya ini sangat membantu saya saat mengikuti seleksi nasional yang menuntut kemampuan komunikasi yang baik,” ujarnya.

Keberhasilan Albert tidak lepas dari dukungan lingkungan akademik yang kuat di SBM ITB dan ITB secara keseluruhan. Ia mendapat bimbingan dari Isti Raafaldini dan Dany Athori selaku dosen pembimbing kemahasiswaan SBM ITB, serta Sonny Rustiadi selaku Ketua Program Studi Kewirausahaan. Dukungan juga datang dari Direktorat Kemahasiswaan ITB, melalui Muhammad Insanu (Direktur Kemahasiswaan), Yorga Permana (Sub-Direktorat Peningkatan Prestasi Mahasiswa), dan tim solid dari tenaga kependidikan.

Albert juga mengakui peran figur-figur inspiratif seperti Eli Sulistiyowati (Mapres ITB 2024), Nathalie Maura (Mapres ITB 2023), dan Ilham Subandoro (Mapres ITB 2021) yang menjadi contoh nyata bagi mahasiswa ITB untuk terus berprestasi di tingkat nasional.

“Awalnya menjadi Mawapres bukanlah bagian dari rencana kuliah saya karena rasanya target itu terlalu tinggi. Namun dorongan dari banyak pihak membuat saya akhirnya berani mencoba,” ujarnya.

Makna di Balik Perjuangan Berasal dari keluarga sederhana, Albert merupakan penerima beasiswa KIPK. “Sebagai anak dari seorang sopir angkutan umum, bisa berkuliah di ITB sudah merupakan kebanggaan besar bagi keluarga.

Berbagai lomba dan program yang saya ikuti memberikan banyak ilmu dan pengalaman berharga yang tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga membantu saya berkembang secara pribadi dan profesional.

“Selain itu, benefit dan hadiah dari kegiatan tersebut turut meringankan beban finansial keluarga, bahkan memungkinkan saya mewujudkan impian untuk merasakan pengalaman ke luar negeri tanpa harus meminta biaya dari orang tua,” ujarnya.

Meski di tengah kesibukan magang dan penyusunan skripsi, Albert tetap fokus menyiapkan diri menghadapi kompetisi.

“Tantangan terbesar bagi saya adalah manajemen waktu, apalagi ketika harus menjalani beberapa kegiatan secara bersamaan. Namun, pengalaman itu justru mengajarkan pentingnya disiplin, fokus, dan kemampuan mengatur prioritas,” tambahnya.

Bagi Albert, menjadi Mahasiswa Berprestasi bukan sekadar pencapaian akademik, melainkan pengalaman hidup yang berharga.

“Menjadi Mawapres sebenarnya bukan ekspektasi awal saya, tapi pengalaman ini menjadi salah satu momen yang paling berkesan dalam hidup. Bagi saya, seorang Mawapres bukan hanya tentang prestasi, tetapi juga tentang bagaimana bisa memberi contoh yang baik dan berbagi manfaat dari apa yang sudah dipelajari. Saya percaya bahwa pengetahuan akan bermakna ketika dibagikan, dan titik tertinggi dari sebuah prestasi adalah saat orang lain dapat merasakan dampak positif darinya,” ujarnya.

Motivasi inilah yang membuat Albert terus berjuang. Albert ingin dikenal bukan hanya sebagai juara lomba, tapi sebagai seseorang yang bisa memberi manfaat bagi orang lain.

Baca Juga :  ITB Mewisuda 2.727 Jenjang Sarjana, Magister, dan Doktor, Ini Kata Prof Tata

“Kita semua adalah mahasiswa berprestasi dalam jalannya masing-masing, dan prestasi tidak hanya soal kemenangan, tapi juga tentang bagaimana apa yang kita raih bisa berdampak bagi orang lain. Bagi adik-adik yang ingin menjadi the next Mawapres atau meraih prestasi besar, ingatlah untuk selalu berbagi ilmu, memberi manfaat, dan menginspirasi orang di sekitar kalian. Itulah cara membuat setiap prestasi menjadi benar-benar berarti,” ucapnya.

Selamat, Albert Lukas Pithel Hasugian!

Semoga prestasi ini menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa ITB untuk terus berkarya, berinovasi, dan berkontribusi untuk Indonesia, berpikir dalam bahasa Inggris.

“Budaya ini sangat membantu saya saat mengikuti seleksi nasional yang menuntut kemampuan komunikasi yang baik,” ujarnya.

Keberhasilan Albert tidak lepas dari dukungan lingkungan akademik yang kuat di SBM ITB dan ITB secara keseluruhan. Ia mendapat bimbingan dari Isti Raafaldini dan Dany Athori selaku dosen pembimbing kemahasiswaan SBM ITB, serta Sonny Rustiadi selaku Ketua Program Studi Kewirausahaan. Dukungan juga datang dari Direktorat Kemahasiswaan ITB, melalui Muhammad Insanu (Direktur Kemahasiswaan), Yorga Permana (Sub-Direktorat Peningkatan Prestasi Mahasiswa), dan tim solid dari tenaga kependidikan.

Albert juga mengakui peran figur-figur inspiratif seperti Eli Sulistiyowati (Mapres ITB 2024), Nathalie Maura (Mapres ITB 2023), dan Ilham Subandoro (Mapres ITB 2021) yang menjadi contoh nyata bagi mahasiswa ITB untuk terus berprestasi di tingkat nasional.

“Awalnya menjadi Mawapres bukanlah bagian dari rencana kuliah saya karena rasanya target itu terlalu tinggi. Namun dorongan dari banyak pihak membuat saya akhirnya berani mencoba,” ujarnya.

Makna di Balik Perjuangan Berasal dari keluarga sederhana, Albert merupakan penerima beasiswa KIPK.

“Sebagai anak dari seorang sopir angkutan umum, bisa berkuliah di ITB sudah merupakan kebanggaan besar bagi keluarga. Berbagai lomba dan program yang saya ikuti memberikan banyak ilmu dan pengalaman berharga yang tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga membantu saya berkembang secara pribadi dan profesional. Selain itu, benefit dan hadiah dari kegiatan tersebut turut meringankan beban finansial keluarga, bahkan memungkinkan saya mewujudkan impian untuk merasakan pengalaman ke luar negeri tanpa harus meminta biaya dari orang tua,” ujarnya.

Meski di tengah kesibukan magang dan penyusunan skripsi, Albert tetap fokus menyiapkan diri menghadapi kompetisi.

“Tantangan terbesar bagi saya adalah manajemen waktu, apalagi ketika harus menjalani beberapa kegiatan secara bersamaan. Namun, pengalaman itu justru mengajarkan pentingnya disiplin, fokus, dan kemampuan mengatur prioritas,” tambahnya.

Bagi Albert, menjadi Mahasiswa Berprestasi bukan sekadar pencapaian akademik, melainkan pengalaman hidup yang berharga.

“Menjadi Mawapres sebenarnya bukan ekspektasi awal saya, tapi pengalaman ini menjadi salah satu momen yang paling berkesan dalam hidup. Bagi saya, seorang Mawapres bukan hanya tentang prestasi, tetapi juga tentang bagaimana bisa memberi contoh yang baik dan berbagi manfaat dari apa yang sudah dipelajari. Saya percaya bahwa pengetahuan akan bermakna ketika dibagikan, dan titik tertinggi dari sebuah prestasi adalah saat orang lain dapat merasakan dampak positif darinya,” ujarnya.

Motivasi inilah yang membuat Albert terus berjuang. Albert ingin dikenal bukan hanya sebagai juara lomba, tapi sebagai seseorang yang bisa memberi manfaat bagi orang lain.

“Kita semua adalah mahasiswa berprestasi dalam jalannya masing-masing, dan prestasi tidak hanya soal kemenangan, tapi juga tentang bagaimana apa yang kita raih bisa berdampak bagi orang lain. Bagi adik-adik yang ingin menjadi the next Mawapres atau meraih prestasi besar, ingatlah untuk selalu berbagi ilmu, memberi manfaat, dan menginspirasi orang di sekitar kalian. Itulah cara membuat setiap prestasi menjadi benar-benar berarti,” tambahnya.

Selamat, Albert Lukas Pithel Hasugian!

Semoga prestasi ini menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa ITB untuk terus berkarya, berinovasi, dan berkontribusi untuk Indonesia.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Satu Tahun Prabowo–Gibran, AMAN Jabar Dorong Sikap Kritis dan Kolaboratif Anak Muda

28 Oktober 2025 - 11:20 WIB

FK Unjani Gelar Simulasi Mitigasi Bencana dan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Pengurus PPPSRS Warga ApartemenTthe EDGE Cimahi dan Sekitarnya

26 Oktober 2025 - 18:59 WIB

Tim PkM Fakultas Unjani Gelar Skiring Kesehatan

26 Oktober 2025 - 08:55 WIB

Inaba Berikan Penghargaan untuk Alumni Berprestasi Saat Wisuda

25 Oktober 2025 - 15:51 WIB

Terkait Konflik Bandung Zoo, IPRC Usulkan Pemkot Bandung Bentuk Tim Transisi

24 Oktober 2025 - 19:34 WIB

Tel-U Gelar “Tel-U Padel Charity Tournament” untuk Dukung Pendidikan Berkualitas

22 Oktober 2025 - 14:49 WIB

Trending di Bandung