BANDUNG – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memperingati Dies Natalis UPI ke-71 dengan tema “Melesat Bersama untuk UPI Gemilang” pada Senin (20/10/2025).
“Ini menjadi momentum refleksi sekaligus peneguhan komitmen sivitas akademika, untuk memperkuat integritas, kolaborasi, dan dampak nyata bagi masyarakat. Dies Natalis ke-71 ini menjadi waktu untuk merefleksikan sekaligus meneguhkan kembali jati diri sebagai Universitas Pendidikan tanpa melupakan disiplin ilmu lainnya bidang kependidikan. Kedua disiplin ilmu tersebut harus maju dan unggul, tidak boleh ada salah satu yang tertinggal,” kata Rektor Prof Didi Sukyadi kepada wartawan.
UPI berupaya memperkuat tata kelola perguruan tinggi dan strategi untuk meraih capaian yang lebih baik, juga akan memperbaiki sarana dan prasarana, sehingga bisa menunjang terutama dalam kegiatan tridarma, baik berupa pendidikan, riset, maupun pengabdian kepada masyarakat.
Didi menambahkan UPI sudah melakukan transformasi dalam bidang pengelolaan melalui pemanfaatan informasi teknologi.
“Saat ini UPI berlangganan Scopus AI dan melakukan penandatanganan ijazah elektronik yang sedang berlangsung. Jadi kita bisa melakukan proses penandatanganan yang jumlahnya ribuan dalam waktu lebih singkat dari sebelumnya,” ungkap Prof Didi.
Ia menambahkan tantangan terbesar dunia pendidikan ke depan akan jauh lebih sulit, bukan hanya soal akademik tetapi juga kesehatan mental mahasiswa generasi Z yang menghadapi tekanan sosial dan lingkungan yang semakin kompleks.
“Tantangan pendidikan kedepan akan jauh lebih sulit, terutama bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas kesehatan mental mahasiswa khususnya generasi Z yang semakin kompleks dan tidak menentu,” ucapnya.
Sementara itu Ustaz Adi Hidayat yang juga dosen tetap UPI berharap, amanat UUD 1945, yang kemudian dikuatkan oleh UU Disdiknas 20 tahun 2003, bisa diterjemahkan oleh UPI dalam menyiapkan calon generasi bangsa yang terbaik dari segi moral, intelektual, dan fisik.
Terkait kasus pembullyan di kampus, Ia menegaskan sudah menjadi agenda yang sangat darurat untuk semua, bukan hanya insan pendidikan, tapi seluruh komponen bangsa untuk fokus mengatasi kasus tersebut.
“Kita berharap bisa diminimalisir dan dihilangkan. Diharapkan dengan cara yang terbaik dapat menciptakan generasi masa depan yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, menyoroti dunia pendidikan di Indonesia yang belum maksimal, sementara Indonesia terus menggaungkan Indonesia Emas 2045.
“Kita tiap hari berdebat tentang metodologi pendidikan, tetapi anak-anak kita di pinggir jalan saling melakukan kekerasan antar pelajar, tidak pernah ada yang menyelesaikan,” ujarnya.






























