CERITA HIKMAH — Kisah Qabil dan Habil bertutur, saat itu adalah awal mula dari sejarah perjalanan manusia di bumi. Karena jumlah manusia yang sangat terbatas.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan pernikahan dengan saudara yang bukan kembarannya. Ketika itu, manusia lahir selalu kembar lelaki dan perempuan, dengan hikmah untuk membangun peradaban di dunia. Namun, ternyata Qabil menginginkan calon istri Habil, hingga membuat keduanya berselisih. Untuk mengakhiri perselisihan, Nabi Adam ‘Alaihis Salam meminta mereka berdua untuk mempersembahkan kurban kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagai tanda diterimanya kurban, nantinya kurban tersebut akan dilalap api dari langit. Siapa yang kurbannya diterima Allah Subhanahu wa Ta’alas, maka dialah pemenangnya.
Qabil adalah seorang petani yang bercocok tanam, sedangkan Habil merupakan seorang pemburu dan pengembala kambing. Ketika Qabil ingin memilih apa yang akan dia persembahkan sebagai kurban, hatinya membisikkan untuk memilih hasil panen yang paling buruk. Dia berkata pada dirinya, “Kalau memang api yang akan memakan kurbanku, untuk apa mengurbankan milikku yang terbaik?”
Akan tetapi, Habil berpikir dengan cara yang berbeda. Bahwa dia akan mempersembahkan hasil jerih payahnya sebagai hadiah kepada Allah Subhanahu wa Ta’alas yang telah menciptakannya, lantas mengapa tidak dia persembahkan miliknya yang paling baik? Dia pun memilih seekor domba yang sehat dan baik untuk dipersembahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala itu Mahabaik, dan Dia tidak menyukai sesuatu kecuali yang baik pula. Kemudian mereka berdua meletakkan kurban mereka di atas gunung. Api lalu turun dari langit melahap kurban Habil, dan membiarkan begitu saja kurban milik Qabil. Dengan demikian, Habil pun berhasil mengungguli Qabil.