BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan skema baru, guna menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) karena hingga hari ini sejak Januari 2024 lalu, telah tembus 21 ribu kasus.
Tepatnya, 21.533 orang telah terpapar DBD di 27 kota/kabupaten Jawa Barat, sejak 1 Januari hingga 26 April 2024. Dari jumlah tersebut, 177 orang meninggal dunia akibat penyakit yang dibawa nyamuk aedes aegypti ini.
“Sudah banyak inovasi baru, tidak hanya 3M. Gerakan bersama,” ujar Bey Machmudin usai rapat pimpinan (Rapim) di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat 26 April 2024.
Terlebih DBD kata dia, merupakan penyakit tahunan. Sehingga cara paling efektif penanggulangannya adalah, dengan membiasakan menjaga pola hidup dan lingkungan yang sehat.
Guna mengantisipasi lonjakan yang massif di tahun depan, hasil evaluasi tahun ini yakni dengan gerakan bersih-bersih akan direncanakan Pemprov Jabar pada penghujung 2024. Harapannya, di 2025 lonjakan kasus dapat ditekan.
“Serta kami ingatkan ini kan DBD itu hampir berulang. Kami ingatkan akhir tahun kita lakukan gerakan pembersihan lebih massif lagi. Mudah-mudahan November-Desember kita membersihkan lingkungan kita. Jadi tidak terjadi DBD peningkatan drastis. Kita siapkan dari awal antisipasinya,” ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Vini Adiani Dewi menambahkan, pola baru berupa gerakan bersama akan dilakukan pada seluruh elemen di Jawa Barat.
Sebab kata dia, jumlah kasus DBD sangat bergantung dari perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti. Sehingga, dengan dilakukannya pemberantasan sarang nyamuk secara massif, diyakini mampu menurunkan jumlah kasus.
“Jadi diharapkan gerakan bersama di seluruh Jawa Barat ini dan dijadikan budaya pemantauan jentik nyamuk, diharapkan kasus DBD sepanjang tahun ini akan terus menurun. Kita jadikan seluruh masyarakat jadi agent of change,” tuturnya.